Koleksi Kisah Sirah Nabi & Rasul

Saturday, December 14, 2024

Kisah Iblis dan Sumpahnya: Kesombongan yang Mengundang Laknat Allah

Kisah Iblis dan Sumpahnya

Kisah Iblis dan Sumpahnya: Kesombongan yang Mengundang Laknat Allah

Kisah Iblis adalah salah satu peristiwa yang menjadi pengajaran penting dalam Islam, menggambarkan bagaimana kesombongan dan kebanggaan dapat membawa kepada kehancuran. Iblis, yang pada awalnya merupakan salah satu makhluk yang diberi kedudukan yang tinggi oleh Allah, akhirnya jatuh dari rahmat Allah akibat keengganannya untuk tunduk kepada perintah-Nya. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai peringatan bagi umat manusia tentang akibat buruk dari sifat sombong.


1.1. Penolakan Iblis Terhadap Perintah Allah

Pada awalnya, Iblis adalah makhluk yang taat kepada Allah dan memiliki kedudukan tinggi di antara para malaikat. Namun, ketika Allah menciptakan Nabi Adam AS dan memerintahkan seluruh malaikat serta Iblis untuk sujud sebagai penghormatan kepada Adam, Iblis menolak perintah tersebut dengan alasan kesombongan. Iblis merasa dirinya lebih baik daripada Adam karena ia diciptakan dari api, sementara Adam diciptakan dari tanah.

Allah berfirman dalam Surah Al-A'raf (7:12):

"Apa yang menghalangimu untuk bersujud ketika Aku menyuruhmu?" Iblis menjawab, "Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."

Iblis merasa bahwa dirinya lebih unggul daripada Adam yang diciptakan dari tanah, sementara dia sendiri diciptakan dari api, yang lebih kuat dan mulia menurut pandangannya. Namun, dia lupa bahwa segala ciptaan Allah adalah sempurna dan hanya Allah yang berhak menentukan kedudukan setiap makhluk-Nya.


1.2. Akibat Kesombongan Iblis

Akibat penolakannya untuk sujud kepada Adam, Iblis dihukum oleh Allah. Allah menolaknya dan mengusirnya dari surga, mencabut kedudukannya sebagai penghuni surga, dan menjatuhkan laknat atas dirinya. Iblis pun mendapat ancaman bahwa dia akan dijauhkan dari rahmat Allah hingga hari kiamat. Dalam Surah Al-A'raf (7:13), Allah berfirman:

"Allah berfirman, 'Keluarlah kamu dari surga, karena kamu telah menjadi seorang yang sombong dan sangat takabbur.'"

Namun, Iblis tidak merasa menyesal. Sebaliknya, ia bersumpah untuk menggoda umat manusia dan menyesatkan mereka dari jalan yang benar. Dalam Surah Sad (38:82-83), Iblis berkata:

"Iblis berkata, 'Wahai Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan menghalang mereka dari jalan-Mu yang lurus.'"

Iblis memilih untuk tetap berada dalam kesesatan dan menentang kekuasaan Allah, bertekad menyesatkan anak cucu Adam dari jalan yang benar.


1.3. Sifat Kesombongan Iblis yang Tidak Dapat Dimaafkan

Penolakan Iblis untuk sujud kepada Adam adalah bukti dari kesombongannya. Iblis merasa dirinya lebih baik daripada Adam dan menganggap bahwa dia lebih layak dihormati. Sifat sombong ini membawa Iblis jatuh dari kedudukannya yang mulia. Keangkuhannya menghalangi dirinya untuk menerima kenyataan bahwa segala ciptaan Allah adalah sempurna dan bahwa Allah-lah yang berhak menentukan segala sesuatu. Ini adalah pengajaran bahwa tidak ada makhluk yang lebih baik daripada yang lain di hadapan Allah, karena semua ciptaan-Nya memiliki tujuan dan hikmah tertentu.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

"Tidak akan masuk surga orang yang hatinya ada kesombongan sebesar zarah." (Hadis sahih, riwayat Muslim)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa kesombongan adalah sifat yang sangat dibenci oleh Allah dan bisa menghalangi seseorang untuk mendapatkan rahmat-Nya. Bahkan, kesombongan yang sekecil apapun dapat menghalangi seseorang dari jalan kebenaran.


1.4. Iblis Sebagai Musuh Umat Manusia

Setelah Iblis dihukum dan diusir dari surga, dia menjadi musuh utama umat manusia. Iblis berjanji untuk menyesatkan anak cucu Adam dengan menggoda mereka melalui berbagai cara, seperti godaan hawa nafsu, kesenangan duniawi, dan kebanggaan diri. Dalam Surah Al-Isra’ (17:62), Iblis berkata:

"Dan dia (Iblis) berkata, 'Bagaimana pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad) yang telah diutuskan sebagai rasul? Sesungguhnya, jika aku mengikuti petunjuknya, niscaya aku akan disesatkan.'"

Iblis berusaha menghalangi umat manusia untuk mengikuti jalan yang benar, yang telah Allah tetapkan melalui wahyu-Nya. Oleh karena itu, umat Islam harus senantiasa waspada terhadap tipu daya Iblis dan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.


1.5. Pengajaran dari Kisah Iblis

Kisah Iblis mengandung banyak pelajaran berharga bagi umat manusia:

  1. Keangkuhan Menghalangi Petunjuk Allah: Kesombongan dapat menutup hati dan akal dari menerima kebenaran. Iblis menolak untuk tunduk kepada Adam hanya karena merasa dirinya lebih baik, meskipun dia sendiri adalah ciptaan Allah yang sempurna.
  2. Tawadhu’ dan Rendah Hati: Manusia harus menghindari perasaan lebih baik dari orang lain dan selalu merendahkan diri di hadapan Allah. Tawadhu’ adalah sifat yang mulia yang mendekatkan kita kepada Allah.
  3. Pentingnya Tunduk pada Perintah Allah: Sebagai makhluk ciptaan Allah, kita wajib untuk selalu taat pada perintah-Nya tanpa mempertanyakan kekuasaan-Nya.
  4. Jauhi Sifat Takabbur: Sifat takabbur atau sombong adalah salah satu sifat yang sangat dibenci oleh Allah dan dapat menghalangi seseorang dari memperoleh rahmat-Nya.

Kesimpulan

Kisah Iblis dan sumpahnya adalah pelajaran penting bagi umat Islam untuk selalu menjaga hati dari sifat kesombongan dan keangkuhan. Sebagai manusia, kita harus selalu ingat bahwa segala yang kita miliki adalah anugerah dari Allah, dan kita wajib bersyukur serta merendahkan diri di hadapan-Nya. Sebagai makhluk ciptaan-Nya, kita harus mematuhi perintah Allah dan menjauhi godaan Iblis yang senantiasa berusaha menyesatkan kita.

No comments:

Post a Comment